Kamis, 03 November 2011

Berita popular INDEKS GLIKEMIK (IG)


Banyak sekarang di media masa baik cetak maupun elektronik, mengiklankan pangan yang mempunyai ig yang rendah yang  bermanfaat bagi kesehatan. Sebagai konsumen yang cerdas, seharusnya mengetahui dulu apa IG. Disini saya akan memberikan informasi mengenai ig, semoga tulisan bisa member manfaat kepada konsumen sebagai referensi untuk membeli pangan tertentu.

Konsep Indeks Glikemik (IG) pertama kali dikembangkan oleh Dr. David Jenkins, seorang Professor Gizi pada Universitas Toronto, Kanada  pd th 1981
Latar belakang: Keinginan utk menentukan jenis pangan yg paling sesuai utk penderita DM, penderita obesitas, dan olahragawan. Pada masa itu, penatalaksanaan diet bagi penderita DM  didasarkan pd porsi KH (kuantitas energi), bukan pd jenisnya. Konsep ‘lama’ menganggap semua pangan berkarbohidrat, pd kuantitas energi yg sama, menghasilkan pengaruh yg sama pd kadar glukosa darah. Konsep IG “pangan karbohidrat yang berbeda dengan kuantitas energi yang sama, pengaruh yang berbeda pada kadar glukosa darah”.
Indeks Glikemik Pangan:
adalah rangking pangan menurut efeknya pd kadar gula darah
atau
Angka yang menggambarkan kecepatan pangan menaikkan kadar glukosa darah
Makin tinggi IG pangan makin cepat pangan tsb menaikkan kadar glukosa darah stlh seseorang mengonsumsinya

Kategori Pangan menurut IG

Kategori Pangan                         Rentang IG
IG rendah                                        < 55
IG sedang (intermediate)               55-70
IG tinggi                                          >70




FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IG
1. Proses Pengolahan
          a. Ukuran partikel
          Makin kecil ukuran partikel makin besar luas penampang total        makin mudah enzim bekerja         IG makin tinggi
          b. Tingkat gelatinisasi pati
          Makin tinggi tkt gelatinisasi makin tinggi IG
2. Kadar Amilosa dan Amilopektin
          Amilosa: polimer glukosa tidak bercabang
          Amilopektin: polimer glukosa bercabang
          Struktur rantai yg tak bercabang membuatnya lebih terikat kuat, shgg sulut dicerna. Akibatnya adalah IG rendah.
          Makin tinggi rasio amilosa-amilopektin makin rendah IG.
3. Keasaman dan Daya Osmotik Pangan
4. Kadar Serat Pangan
          Serat berperan sbg penghambat fisik bagi penyerapan (serat utuh)
5. Kadar Lemak dan Protein Pangan
6. Kadar Anti Gizi Pangan

Kaitan IG dengan Obesitas
Kehadiran glukosa dlm darah merpkn salah satu pemicu sekresi insulin. Tujuannya: menjaga kadar glukosa darah tetap normal (100-180 mg/dL stlh makan). Makin banyak gula di dlm darah makin banyak insulin diskresikan. Sekresi insulin yg berlebihan mengakibatkan 3 hal, yi:
(1) mendorong tubuh utk menyimpan glukosa sbg lemak,
(2) menghambat pembakaran lemak (insulin lebih memilih menggunakan KH sbg sumber energi drpd lemak krn hal itu adlh cara yg paling efisien
(3) memberi kode kpd hati utk mensintesa kolesterol.
Pangan ber-IG yg rendah memiliki 2 keunggulan khusus bagi org yg ingin mengurangi BB badan, yi:
(1) mengenyangkan dalam waktu yg cukup lama
(2) membantu membakar lbh banyak lemak tubuh dan lebih sedikit massa otot (body muscle)

Nilai GI dapat diartikan sebagai persentase intuitif pada skala mutlak dan biasanya ditafsirkan sebagai berikut:
Klasifikasi Kisaran GI Contoh
Rendah GI 55 atau kurang kebanyakan buah-buahan dan sayuran (kecuali kentang, semangka), roti kasar, pasta, kacang-kacangan / pulsa, susu, yoghurt, produk sangat rendah karbohidrat (beberapa keju, kacang, minyak goreng)
Sedang GI 56-69 seluruh produk gandum, beras basmati, ubi jalar, gula meja
GI tinggi 70 dan di atas jagung serpih, Rice Krispies, kentang panggang, semangka, croissant, roti putih, sereal sarapan diekstrusi, nasi yang paling putih (misalnya melati), glukosa lurus (100)
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar